Prabumulih (20/10). Pengurus DPD LDII Kota Prabumulih menggelar pengajian khusus bagi pasangan suami istri. Mereka yang hadir memiliki rentang usia pernikahan dari tahun 2019-2024.
Kegiatan yang mengangkat tema “Merawat Fase Awal Pernikahan” tersebut digelar pada Minggu (20/10), di Masjid Sabilul Muttaqin, Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
Ketua Panitia Pelaksana, Ijar Zamri mengungkapkan kegiatan ini merupakan upaya LDII Kota Prabumulih, diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan rasa percaya sesama pasangan (suami-istri) dan bermaksud menjadikan keluarga yang harmonis romantis serta mewujudkan keluarga yang sakinnah mawaddah warohmah, “supaya kita menjadi keluarga yang baik sesuai yang tertera dalam Al Qur’an dan Al Hadist yaitu menjadi keluarga sakinnah mawaddah warohmah dengan dapat kita pertahankan sampai khusnul khotimah” ungkapnya.
Menurut Ijar memberi pendapat bahwa masa awal pernikahan dibawah rentang 5 sampai 10 tahun sering dianggap sebagai masa yang penting bagi pasangan untuk menentukan masa depan keluarga yang masih terbilang baru, bahkan tidak jarang sering terjadi perceraian sehingga pernikahan disebut bersifat sakral. apalagi di LDII tidak mengenal pacaran
“dari banyaknya berita yang sering kita dengar, tidak jarang kita mendengar berita usia pernikahan dibawah 10 tahun masih dalam kondisi sensitif dan rentan perceraian” lanjutnya.
Untuk mengatasi persoalan rumah tangga, ia berharap penuh pada masing-masing pasangan agar selalu membangun komunikasi yang baik dan efektif, “Lewat pengajian ini, kami harap setiap pasangan memerlu-merlukan kondisi yang menjadi strategi agar komunikasi antara pasangan muda bisa menjadi baik” lanjutnya.
Pengajian ini mengundang psikolog Novelyna Yusraningdyah sebagai pembicara. Pada kesempatan itu, ia menekankan pentingnya pemahaman mengenai hak dan kewajiban antara suami dan istri dalam berumah tangga.
“Demi terwujudnya keluarga yang baik yaitu keluarga yang sakinnah mawaddah warohmah memang perlu keteguhan suami istri dalam menjalankan hak dankewajiban masing masing suami dan istri dalam rumah tangga,” ucapnya.
Ia juga menekankan membekali diri sebagai pasangan keluarga bahagia memegang peranan yang penting dalam menjaga keharmonisan suami istri, “kita juga perlu mencari ilmu untuk membekali diri kita agar siap secara emosional dan mental dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan. Karena pernikahan yang bahagia bukan pernikahan yang tanpa masalah, tapi adalah pernikahan yang bisa tumbuh bersama, saling support dan merangkul satu sama lain, saling menemani dan memahami bahwa pernikahan ini adalah ibadah yang panjang dan ada hal baik yang selalu kita dapatkan dikemudian hari,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pasangan peserta Samsul Anwar dan Mifta Churrochmah mengungkapkan pengajian tersebut dapat menjadi wadah untuk saling berdiskusi mengenai bagaimana mewujudkan rumah tangga yang harmonis, “kami dapat menerima nasehat dari pasangan-pasangan yang lebih lama usia pernikahannya. Mereka bisa mengelola perasaan kasih sayang dibandingkan emosi sehingga rumah tangga merreka terus langgeng dan itu yang perlu kami contoh dari mereka,” ucapnya.