Palembang, 21 Agustus 2025 – Dalam rangka pelaksanaan Program Bantuan Penelitian Berbasis Standar Biaya Keluaran Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Tahun 2025, tim peneliti dari LP2M UIN Raden Fatah Palembang mengunjungi Kantor DPW LDII Sumatera Selatan. Penelitian yang diketuai oleh Dr. Yazwardi, M.Ag. ini mengangkat tema “Tindakan Sosial Keagamaan dalam Menyikapi Perbedaan Praktik Ibadah dalam Islam di Kota Palembang (Studi Pengurus Takmir Masjid di Kota Palembang).”
Kedatangan tim peneliti tersebut disambut langsung oleh Ketua DPW LDII Sumatera Selatan, H. Rahmatullah Alhasaniy, S.Ag., M.Si., bersama jajaran pengurus. Dalam diskusi yang berlangsung hangat, berbagai pertanyaan dilontarkan terkait persepsi masyarakat terhadap LDII, di antaranya mengenai penggunaan masjid dan penyaluran zakat.
Menjawab pertanyaan apakah masjid LDII hanya khusus digunakan oleh warganya, H. Rahmatullah menegaskan bahwa meskipun masjid LDII dibangun dari swadaya warga LDII, penggunaannya terbuka untuk umum. “Siapapun boleh beribadah di masjid LDII. Kami tidak membatasi, semua umat Muslim dipersilakan untuk memanfaatkan masjid kami,” ujarnya.
Terkait penyaluran zakat, ia juga menegaskan bahwa LDII tidak membatasi penerima zakat hanya untuk warganya saja. “Zakat kami bagikan juga untuk warga sekitar, tidak hanya khusus warga LDII,” tambahnya.
H. Rahmatullah menegaskan bahwa LDII bersifat inklusif, terbuka, dan toleran terhadap siapa saja. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Dr. Yazwardi, M.Ag., selaku ketua tim peneliti LP2M UIN Raden Fatah Palembang, yang menyampaikan kesannya setelah melakukan kunjungan.“Saya sudah membaca referensi buku karya Dr. Ahmad Ali yang menyebutkan bahwa LDII sekarang sudah inklusif dan tidak lagi tertutup. Setelah kami datang ke sini, kami membuktikan bahwa apa yang ditulis dalam buku tersebut memang benar,” ungkap Dr. Yazwardi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai praktik sosial-keagamaan di Palembang serta memperkuat semangat toleransi dan persaudaraan antarumat Islam, khususnya dalam menghadapi perbedaan praktik ibadah.